Jenis buku yang membuat saya tak bisa berkata-kata setelah menamatkannya. Mengalami “mixed feeling” juga, antara sebal dengan si penulis, dan kagum setengah mati.
Awalnya, mengingatkan saya pada buku ELIC-nya Jonathan Safran Foer dan Insiden Anjing-nya Mark Haddon. Tapi lama kelamaan saya berpikir, kalau Di Tanah Lada mungkin adalah interpretasinya Mbak Ziggy soal buku Le Petit Prince-nya Antoine de Saint-Exupery. Mungkin, yah, mungkin.
Begitu sampai di bagian akhirnya, yang ada otak saya berteriak-teriak, “Whoaa! What a f*cked up ending!” and please, yeesss, please took it as a compliment. Trus ada beberapa ketidakkonsistenan dalam cerita, dan beberapa kali typo/terlewat di-edit, tapi tidak apa-apa. Dimaafkeeeuuuuunnnn… XD
Yah, intinya buku ini membuat saya bertanya-tanya apa yang ada di dalam kepala Mbak Ziggy, ya? A bit around the bend, maybe, but in a good way. *menjura*
-nat-
4/5
Na-nama pengarangnya…. nampaknya menarik nih *catet