Saya suka gagasan besar di balik buku ini, bahwa perjalanan bukan cuma tentang tempat-tempat yang dikunjungi, tetapi tentang makna perjalanan itu sendiri, dan bagaimana pengaruhnya terhadap diri kita. Saya juga suka cara buku ini memberi warna baru dalam dunia penulisan perjalanan. Boleh dibilang, ini merupakan salah satu buku yang menginspirasi saya.
Tapi tema buku ini sebenarnya sudah terlalu umum. Saya tidak menemukan “misteri prosesi kehidupan di tanah magis yang berabad-abad ditelantarkan, dijajah, dan dilupakan” yang katanya sudah “disibak.” Dan penulis terlalu sering mengulang-ulang tentang “debu” seolah-olah dari judulnya saja enggak cukup. Hihi… saya rada alergi debu, jadi bacanya ikut gatel-gatel. Ah, tapi itu membuktikan betapa piawainya beliau menulis, bukan? Sampai pembacanya ikut terbawa suasana?
-nat-
3/5